tidaklah terjadi peristiwa, baik peristiwa kecil atau besar pasti melalui 4 tahapan.
al ilmu Allah telah mengetahui peristiwa tsb sebelum peristiwa itu terjadi. ilmu Allah terbagi lagi menjadi 4.
al kitaba (catatan) setelah Allah mengetahui, Allah langsung mencatat di lauhul mahfudz. kapan pencatatannya ? Allah mencatat semua peristiwa kecil atau besar sebelum 50rb tahun sebelum penciptaan bumi dan langit.
kehendak tidaklah terjadi sesuatu kecuali Allah menghendaki.
kehendak Allah terbagi 2:
kehendak syariyah
kehendak Allah yang Allah cintai, entah terjadi ataupun tidak terjadi.
contohnya: Allah kehendaki adanya orang” yang beriman dan ada juga yang tidak beriman.
kehendak kauniyah
kehendak Allah yang pasti terjadi. tapi belum tentu dicintai oleh Allah. yang dicintai oleh Allah adalah dampaknya bukan dzatnya.
contohnya: Allah menciptakan iblis, untuk apa Allah ciptakan padahal dia hanya membangkang
kepada Allah dan kenapa Allah mentakdirkan menciptkaan iblis ?.
jawabannya yaitu karena dengan adanya iblis orang bisa terjerumus kedalam
kemaksiatan, setelah bermaksiat orang pasti bertaubat. taubat inilah yang Allah inginkan bukan iblisnya yang Allah inginkan.
contoh:
penciptaan Allah ciptakan (izinkan/wujudkan) apa yang sudah Allah kehendaki.
Ahlussunnah mengimani takdir itu oleh Allah dan makhluk harus berusaha untuk mendapatkannya (tidak boleh berpangku hanya kepada takdir) walaupun Allah tidak menghendaki kita mendapatkannya.
kalimat ”usaha tidak mengkhianati hasil” adalah ucapan yang mengandung syirik, kenapa ?
karena terlalu mengandalkan sebab. padahal itu sudah Allah takdirkan untuk dia.
Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang suka diluaskan rezekinya dan dipanjangkan (sisa) umurnya, maka sambunglah (tali) kerabatnya.
dari hadits diatas, kita tahu bahwa takdir bisa diubah.
lalu bukankah takdir sudah dicatat di lauhul mahfudz dan tidak dapat diubah ?
jawabannya: Allah sudah mengetahui jika orang tsb akan menyambung silaturahim pada umur sekian pada hari sekian, jadi semua yang orang tsb lakukan sudah tertulis dilauhul mahfudz. kita bisa lihat pada pembahasan tingkatan takdir yang tadi telah dibahas.