Aqidah salaf tentang takdir

Diterbitkan: 23 Desember 2023


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم


Alasan membahas takdir.

  1. karena adanya perbedaan permasalahan takdir antara ahlus sunnah dan ahlul bidah di awal awal islam.
  2. karena masalah takdir ini masih membingungkan untuk kaum muslimin.

Ahlussunnah mengimani tingkatan takdir.

tidaklah terjadi peristiwa, baik peristiwa kecil atau besar pasti melalui 4 tahapan.

  1. al ilmu Allah telah mengetahui peristiwa tsb sebelum peristiwa itu terjadi. ilmu Allah terbagi lagi menjadi 4.

    • Allah mengetahui apa yang semuanya sudah terjadi.
    • Allah tau apa yang sedang terjadi sekarang di semua pelosok dunia.
    • Allah mengetahui apa yang akan terjadi kedepan perdetik, permenit, perjam Allah pasti tau
    • Allah mengetahui apa yang tidak terjadi, tapi seandainya terjadi Allah pasti tau kejadiannya. contohnya: fulan jika menikah dengan fulanah pasti Allah tau akan memiliki anak berapa, dll.
  2. al kitaba (catatan) setelah Allah mengetahui, Allah langsung mencatat di lauhul mahfudz. kapan pencatatannya ? Allah mencatat semua peristiwa kecil atau besar sebelum 50rb tahun sebelum penciptaan bumi dan langit.

  3. kehendak tidaklah terjadi sesuatu kecuali Allah menghendaki.

    kehendak Allah terbagi 2:

    1. kehendak syariyah kehendak Allah yang Allah cintai, entah terjadi ataupun tidak terjadi.
      contohnya: Allah kehendaki adanya orang” yang beriman dan ada juga yang tidak beriman.

    2. kehendak kauniyah kehendak Allah yang pasti terjadi. tapi belum tentu dicintai oleh Allah. yang dicintai oleh Allah adalah dampaknya bukan dzatnya.

      contohnya: Allah menciptakan iblis, untuk apa Allah ciptakan padahal dia hanya membangkang kepada Allah dan kenapa Allah mentakdirkan menciptkaan iblis ?.
      jawabannya yaitu karena dengan adanya iblis orang bisa terjerumus kedalam kemaksiatan, setelah bermaksiat orang pasti bertaubat. taubat inilah yang Allah inginkan bukan iblisnya yang Allah inginkan.

    contoh:

    • kekufuran abu jahal termasuk ke kehendak kauniyah dan tidak termasuk kehendak syariah. karena kekufuran itu terjadi pada abu jahal dan karena kekufuran itu tidak dicintai oleh Allah.
    • keimanan abu jahal tidak termasuk ke kehendak kauniyah dan termasuk kehendak syariah. karena keimanan itu tidak terjadi pada abu jahal dan karena keimanan abu jahal itu diinginkan oleh Allah.
    • kekufuran abu bakar tidak termasuk ke kehendak kauniyah dan tidak termasuk kehendak syariah. karena kekufuran itu tidak ada pada abu bakar dan kekufuran itu tidak dicintai oleh Allah.
    • keimanan abu bakar termasuk ke kehendak kauniyah dan termasuk kehendak syariah. karena keimanan itu terjadi pada abu bakar dan keimanan itu dicintai Allah.
  4. penciptaan Allah ciptakan (izinkan/wujudkan) apa yang sudah Allah kehendaki.

Kelompok yg menyimpang tentang masalah takdir

  1. qodariyah yaitu mengimani takdir itu ditentukan oleh makhluk.
  2. jabariyah yaitu mengimani takdir itu ditentukan oleh Allah dan kita makhluk hanya bisa tunduk.

Ahlussunnah mengimani takdir itu oleh Allah dan makhluk harus berusaha untuk mendapatkannya (tidak boleh berpangku hanya kepada takdir) walaupun Allah tidak menghendaki kita mendapatkannya.

kalimat ”usaha tidak mengkhianati hasil” adalah ucapan yang mengandung syirik, kenapa ?

karena terlalu mengandalkan sebab. padahal itu sudah Allah takdirkan untuk dia.

Apakah takdir bisa diubah oleh doa ?

Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang suka diluaskan rezekinya dan dipanjangkan (sisa) umurnya, maka sambunglah (tali) kerabatnya.

dari hadits diatas, kita tahu bahwa takdir bisa diubah.
lalu bukankah takdir sudah dicatat di lauhul mahfudz dan tidak dapat diubah ?

jawabannya: Allah sudah mengetahui jika orang tsb akan menyambung silaturahim pada umur sekian pada hari sekian, jadi semua yang orang tsb lakukan sudah tertulis dilauhul mahfudz. kita bisa lihat pada pembahasan tingkatan takdir yang tadi telah dibahas.