Rasulullah bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian berdiri untuk Shalat; maka janganlah ia meludah di hadapannya dan jangan pula ke sebelah kanannya; karena sesungguhnya Allah berada di hadapannya, tapi (meludahlah) ke sebelah kirinya atau ke bawah kakinya. Muttafaqun ‘Alaihi.”
hadits ini menjelaskan tentang adab dalam shalat. dan hadits ini juga menjelaskan tentang kebesaran Allah. dan tidak ada kontradisi dengan ketinggian Allah.
contohnya: “kita yakin bahwa matahari berada diatas kita, dan pada saat terbenam maka ada dihadapan kita sekaligus berada diatas.”
kalau di zaman sekarang kata para ulama, kita bisa menggunakan tisu atau menempelkannya ke baju dikarenakan masjid-masjid sekarang beda dengan masjid yang ada dizaman nabi, dimana masjid dizaman nabi belum masih beralaskan tanah bukan lantai dan karpet.
Rasulullah bersabda: “Wahai Allah; Rabb pemilik tujuh langit dan pemilik ‘Arsy yang agung. Wahai Rabb kami, pemilik segala sesuatu, yang menumbuhkan butir dan biji-bijian, yang menurunkan Taurat, Injil dan Al-Qur’an; aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan jiwaku, dan dari kejelekan semua makhluk yang Engkau pegang ubun-ubunnya. Engka adalah Yang Awal; maka tidak ada suatu apa pun sebelum-Mu, Engkau adalah Yang Ahhir; maka tidak ada suatu apa pun setelahMu, Engkau adalah Yang Zhahir; maka tidak ada suatu apa pun di atas-Mu, dan Engkau adalah Yang Bathin; maka tidak ada suatu apa pun yang samar atas-Mu. Tunaikanlah hutangku dan cukupilah aku (agar terhindar) dari kefakiran.” HR. Muslim.”
Rasulullah bersabda: “Sabda beliau tatkala para Shahabatnya mengeraskan suara dalam berdzikir: “Wahai manusia! Kasihanilah diri kalian; karena sungguh, kalian tidaklah menyeru (Dzat) yang tuli dan tidak pula (Dzat) yang tidak hadir. Kalian hanyalah menyeru (Dzat) Yang Maha Mendengar dan Maha Dekat. Sungguh, (Dzat) yang kalian seru adalah lebih dekat kepada kalian dibandingkan leher hewan tunggangannya.” Muttafaqun Alaihi.”
hadits ini menjelaskan sifat kedekatan Allah dengan hamba-hambanya
Rasulullah bersabda: “Sungguh, kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan pada malam purnama; kalian tidak berdesakkan ketika melihat-Nya. Dan jika kalian sanggup untuk tidak dikalahkan (disibukkan) untuk melakukan Shalat sebelum matahari terbit (Shalat Subuh) dan sebelum terbenamnya (Shalat ‘Ashar); maka hendaklah kalian lakukan.” Muttafqun ‘Alaihi.”
Kata ibnu taimiyah: “Sungguh, Al-Firqah An-Naajiyah (golongan yang selamat) -yaitu Ahlus Sunnah Wal Jama’ah: mereka mengimani seluruhnya sebagaimana mengimani apa-apa yang diberita- kan oleh Allah dalam Kitab-Nya; (mengimani) dengan tanpa Tahriif (merubah lafazh/makna) dan tanpa Ta’thiil (mengingkari), serta tanpa Takyiif (menanyakan bagaiamana) dan tanpa Tamtsiil (menyerupakan dengan makhluk-Nya). Bahkan mereka adalah per- tengahan di antara firqah-firqah (kelompok- kelompok) yang ada pada tubuh umat Islam ini; sebagaimana umat Islam adalah pertengahan di antara seluruh umat yang ada.”