Syarah Aqidah Wasithiyah bagian 11

Diterbitkan: 22 Maret 2024


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم


Menjauhi sebab-sebab amarah Allah

Syaikhul islam ibnu taimiyah menukilkan firman Allah: “Radhiallahuanhum wa rodhuanhu”.

dalil diatas menjelaskan bahwa Allah memiliki sifat Ridha.

Allah berfirman dalam surat Al-maidah ayat 119: “Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung.”

Rasulullah bersabda: “Allah ridha kepada seorang hamba yang makan suatu makanan kemudian dia memuji Allah, atau minum sebuah minuman kemudian memuji Allah”

Allah ridha kepada sesorang, Allah juga ridha kepada suatu amalan.

Allah berfirman dalam surat An-nisa ayat 93: “Dan barang siapa membunuh seorang yang beriman dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka Jahanam, dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, dan melaknatnya serta menyediakan azab yang besar baginya.”

5 hukuman bagi seseorang yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja

  1. Dia akan mendapatkan neraka jahannam.
  2. Dia akan masuk neraka (dalam waktu yang lama bagi seorang mukmin) (kekal bagi orang kafir).
  3. Allah murka kepadanya.
  4. Allah melaknatnya.
  5. Allah menyiapkan azab yang pedih.

Ayat ini adalah ayat yang menetapkan sifat marah,sifat murka,sifat laknat bagi Allah.

lalu bagaimana kalau yang membunuh seorang mukmin juga ? apakah dia kekal didalam neraka ?
jawabannya: “orang tersebut mendapatkan dosa besar, namun tidak kekal didalam neraka, dia akan di azab oleh Allah dineraka dalam waktu yang lama”

perlu digaris bawahi, bahwa sifat-sifat Allah beda dengan sifat makhluk. jadi gak boleh kita bayangin, atau dipertanyakan.

Dosa-dosa yang mendapatkan laknat Allah:

  • membunuh
  • laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki

Allah berfirman dalam surat Muhammad ayat 28: “Yang demikian itu, karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan membenci (apa yang menimbulkan) keridaan-Nya; sebab itu Allah menghapus segala amal mereka.”

Allah berfirman dalam surat Az-zukhruf ayat 55: “Maka ketika mereka membuat Kami murka, Kami hukum mereka, lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut)”

dari ayat ini ada sifat Allah Al-asaf yang artinya puncak dari kemurkaan Allah. dan ayat ini khusus untuk fir’aun.

Allah berfirman dalam surat At-taubah ayat 46: “Dan jika mereka mau berangkat, niscaya mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah membenci keberangkatan mereka, maka Dia melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan (kepada mereka), ‘Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tidak ikut berjihad.‘”

ayat ini membicarakan tentang orang munafik. yang ada seruan jihad saat perang badr, tapi mereka malas”an.

Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah membenci 3 perbuatan pada kalian, bergosip, boros (buang-buang harta / membeli suatu yang tidak dibutuhkan), banyak bertanya (dalam hal yang tidak bermanfaat / bertanya yang sifatnya pembangkangan)

  • contoh pertanyaan yang membangkang yaitu contohnya kaum quraisy yang dimana mereka bertanya kepada Rasulullah “apakah kamu bisa membelah bulan ?”, dan Rasulullah dibisikan oleh jibril untuk mengatakan bisa dan langsung menunjuk kebulan lalu bulan tersebut terbelah. tapi para kaum quraisy mengatakan bahwa yang dilakukan oleh Rasulullah itu adalah sihir.

    Allah berfirman dalam surat Al-qamar ayat 1: “Saat (hari Kiamat) semakin dekat, bulan pun terbelah.”

  • pertanyaan yang baik yaitu pertanyaan yang diawali dengan adab dan pertanyaan tersebut yang dapat menambah ilmu bagi seorang yang bertanya. contoh: “Bismillah Barakallufik ustadz, ana mau bertanya …”

Allah berfirman dalam surat As-saff ayat 3: “Betapa besarnya murka Allah, kamu mengatakan apa yang kamu tidak lakukan”

Allah memiliki sifat Al-maktum artinya kebencian Allah yang sangat besar.
contohnya: “Orang yahudi yaitu orang memiliki ilmu tapi tidak mengamalkannya”

sebagian orang ketika mendengar statement ini akhirnya dia tidak mau ceramah, dia tidak mau nasihatin orang, dia tidak mau berbagi ilmu” kebaikan karena dia khawatir mendapatkan amarah dari Allah. ini salah karena ini adalah was-was syaithan, karena syaithan tidak ingin agama ini tersebar. biasanya bisikannya “kamu jangan share itu kamu aja masih suka bermaksiat sendirian, kamu tuh pendosa”. kalau ada bisikan syaithan seperti itu, kita jawab “Saya akan terus berdakwah, dan saya akan memperbaiki diri saya terus”.

Ibnu rajab bin hambali berkata “Kalau seandainya orang yang bedakwah/menyampaikan kebaikan itu tidak berbuat salah, dosa, dan maksiat maka tidak ada yang berdakwah setelah Rasulullah”

lalu bagaimana dengan sifat futur, apakah Allah sedang membenci kita karena kita menjadi lemah dalam beribadah ? jawabannya:

Rasulullah bersabda “Setiap amalan ada masa semangatnya, dan setiap masa semangat memiliki masa futur (kendur). Barangsiapa ketika futur ia kembali kepada sunnahku (ajaranku) maka beruntunglah dia. Dan barangsiapa ketika futur ia kembali kepada selain ajaranku, maka binasalah dia. (HR. Ahmad)”