mengimani seluruh nama nama dan sifat sifat Allah yang terdapat dalam Alquran dan Assunnah.
asma adalah nama-nama allah itu berbeda dengan shifat, seluruh nama nama Allah pasti mengandung shifat, tapi belum tentu shifat” Allah itu mengeluarkan sebuah nama.
contoh: Ar-rahman, Ar-rahim didalamnya ada sifat rahmat, Al-malik (raja) didalamnya ada sifat kekuasaan.
contoh sifat allah yang tidak memiliki nama yaitu sifatun nuzul bahwa Allah turun di sepertiga malam terakhir.
kita menetapkan apa yang ada didalam alquran dan assunnah, dan kita mentiadakan apa yang tidak ada didalam alquran dan assunnah.
contoh: Allah maha mendengar, apakah berarti Allah memiliki telinga ?
jawabannya: jika dalam Alquran dan Assunnah ada dalil yang menetapkannya maka kita harus menetapkannya. jika dalam Alquran dan Assunnah tidak ada dalil yang meniadakannya maka kita meniadakan. dan para ulama mengatakan bahwa tidak ada dalil yang menetapkan dan tidak ada dalil yang meniadakan.
lalu bagaimana tanggapan kita ? KITA GAK BOLEH BICARA, karena banyak ahlul bid’ah sering berbicara tentang Allah yang tidak ada didalam alquran dan assunnah.
mensucikan Allah dari menyerupai makhluk dari segala sifat-sifatnya.
contoh: pada saat kita meyakini bahwa Allah maha mendengar, bukan berarti bahwa Allah itu mendengarnya seperti manusia.
kisah haula binti salabah datang kerumah nabi mengeluhkan masalah rumah tangganya, aisyah ada dikamarnya, haula dan nabi muhammad ada diruang tamu. Allah menurunkan ayat pada perkara haula tersbut dalam surat almujadilah. ayat 1 yang artinya “Sungguh, Allah telah mendengar ucapan perempuan yang mengajukan gugatan kepadamu (Muhammad) tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah, dan Allah mendengar percakapan antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.”. aisyah mengatakan maha suci Allah yang pendengarannya meliputi segala suara yang ada dimuka bumi. padahal aisyah ada didekat haula dan nabi tapi aisyah sedikit mendengar dan sedikit tidak terdengar.
dalil dalil lainnya:
menutup keinginan untuk mengetahui bentuk hakikat sifat-sifat Allah tersebut.
contohnya: sifat istiwa, kata ulama yaitu Allah itu ada diaras arsy’nya.
imam malik pernah ditanya, wahai imam seperti apa Allah diatas arsy.
kata imam malik sesungguhnya istiwa telah diketahui dan bentuk hakikatnya sperti apa kita tidak mengetahui, dan beriman tentangnya adalah suatu kewajiban, dan bertanya tentang bentuk hakikat sifatnya adalah sebuah kebidah’an. lalu orang ini diusir dari majelisnya karena khawatir membuat syubhat kepada muridnya.
Tahrif = merubah atau mengganti makna sifat-sifat Allah.
contohnya:
Ta’thiil = meniadakan nama nama Allah & sifat-sifatnya yang telah ditetapkan dalam Alquran & Assunnah.
contohnya:
Takyiif = menentukan bagaiman bentuk hakikat sifat Allah.
contohnya adalah ada pada landasan ke 3 diatas.
Tamtsiil = menyamakan Allah dengan makhluknya.
contohnya adalah ada pada landasan ke 2 diatas.
Tafwidh = menetapakan lafadz sifat tanpa menetapkan maknanya.
Tafwidh ini kebalikan dari kaum mutazilah.
contohnya adalah sesorang mengatakan “Allah memiliki sifat as-sami tapi artinya seperti apa kita serahkan kepada Allah”.
kalau ahlussunnah menetapkan sifat dan menetepkan maknanya. contohnya Allah ar-rahim, Allah ar-rahman maknanya apa ? Allah maha pengasih, maha penyayang.