Mengapa perlu mempelajari aqidah wasithiyah ini ?
buku aqidah wasithiyah dibuat oleh syikh islam ibnu taimiyah sebagai tanggapan atas permintaan sesorang dari negeri Wasith, meminta kepada Ibnu Taimiyah untuk membukukan tentang pandangan dan keyakinan yang diimaninya tentang akidah Islam untuk dijadikan pegangan di negeri tersebut. Kitab ini kemudian ditulis secara ringkas, jelas, dan gamblang, dikerjakan dalam waktu singkat selepas salat ashar hingga sebelum maghrib.
Firqah (dengan huruf fa’ dikasrahkan) artinya sekelompok manusia. Ia disifati dengan an-najiyah (yang selamat), dan Al-Manshurah (yang mendapat pertolongan).
AlFirqotun najiyah artiny kelompok yang selamat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Orang Yahudi berpecah belah menjadi 71 golongan. Orang Nasrani berpecah belah menjadi 72 golongan. Sedangkan umatku akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Semuanya (terancam) masuk ke dalam neraka kecuali satu golongan saja.”
Para sahabat bertanya: “Siapakah mereka, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang mana aku dan para sahabatku berpegang teguh padanya.” (HR. Tirmidzi no. 2641, Hakim 1: 129, dan lain-lain. Lihat Ash-Shahihah no. 203, 204, dan 1492)
surat az-zukhruf ayat 23:
“Dan demikian juga ketika Kami mengutus seorang pemberi peringatan sebelum engkau (Muhammad) dalam suatu negeri, orang-orang yang hidup mewah (di negeri itu) selalu berkata, “Sesungguhnya kami mendapati nenek moyang kami menganut suatu (agama) dan sesungguhnya kami sekedar pengikut jejak-jejak mereka.”
contoh: umpamakan akal bagaikan cahaya lilin, dalil bagaikan cahaya matahari.
“ketika kita berada di gua yang gelap kita menemukan sebuah lilin, kita berjalan terus sampai kita bertemu sebuah cahaya yang terang dari luar gua. apa yang akan kita lakukan pada lilin tersebut ? pasti kita akan tiup lilin tersebut.”
begitulah perumpamaan antara akal dan dalil. jika akal kita bertentangan dengan dalil, kita harus meninggalkan akal kita.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah/5:3]